Penggolongan Karotenoid dan Manfaatnya


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya lah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai “Penggolongan Karotenoid dan Manfaatnya”.Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai penggolongan karotenoid serta manfaat dari karotenoid.

Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu penulis ucapkan rasa terima kasih kepada BapakIr. Nazaruddin, MP.selaku dosen pengampu mata kuliah Biokimia Pangan serta teman-teman yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan sehingga hanya demikian sajalah yang dapat penulis berikan.Penulis juga sangat mengharapkan kritikan dan saran dari teman-teman sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.



Mataram, September 2017


Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Penggolongan Karotenoid 5
2.2 Karakteristik Umum Karotenoid 6
2.3 Manfaat dari Golongan Karotenoid
2.4 Peran Fisiologi Karotenoid
2.5 Perubahan Pigmen Warna pada Buah atau Sayuran yang Mengandung Zat Pigmen Warna
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam tiap bahan pangan, terkandung banyak zat-zat penting seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan zat pigmen warna.Zat pigmen warna inilah yang membuat warna pada bahan pangan seperti merah, hijau, kuning, dan sebagainya.Zat pigmen warna ini juga mengandung anti oksidan yang baik untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.Zat pigmen ini disebut golongan karotenoid.Karotenoid adalah golongan senyawa kimia organik bernutrisi yang terdapat pada pigmen alami tumbuhan dan hewan. Zat karotenoid inilah yang menyebabkan warna merah, hijau, kuning, dan lain lain.
Karotenoid dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu xantofil dan karoten. Xantofil adalah kelompok yang merupakan turunan karotema yang beroksigen dengan rumus C40H56O2 yang berfungsi sebagai pigmen pembantu dalam proses fotosintesis, misalnya Fukoxantin dan Peridinin. Sedangkan, karoten merupakan sekelompok senyawa yang sejenis dengan rumus kimia C40H56.Karoten adalah pigmen berwarna jingga zat ini memberikan warna jingga pada banyak buah-buahan dan sayur-sayuran.Ada sekitar 600 karotenoid yang dikenal dan ditemukan pada tumbuhan. Sekitar 25 jenis karotenoid dalam makanan manusia diserap dan dibawa ke dalam aliran darah.
Karotenoid sulit larut dalam air, namun paling baik larut dalam lipid.Karotenoid ditransportasikan dalam tubuh oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL). Karotenoid tidak hanya ditemukan pada buah dan sayuran (tumbuhan), tetapi juga pada organisme lain seperti ganggang dan beberapa jenis bakteri fotosintetik, serta pada beberapa jenis fungi dan bakteri non-fotosintetik.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana penggolongan karetonoid?
1.2.2        Apa saja manfaat dari golongan karotenoid?
1.2.3        Bagaimana perubahan pigmen warna  pada buah atau sayuran yang mengandung zat pigmen warna?

1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1        Untuk mengetahui penggolongan karotenoid.
1.3.2        Untuk mengetahui manfaat dari golongan karotenoid.
1.3.3        Untuk mengetahui perubahan pigmen warna pada buah atau sayuran yang mengandung zat pigmen warna.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Karotenoid
Pigmen atau zat warna merupakan zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Pigmen tidak menghasilkan warna tertentu sehingga berbeda dari zat-zat pendar (luminescence).Molekul pigmen menyerap energi panjang gelombang tertentu sehingga memantulkan panjang gelombang tampak lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi kimia tertentu.Pigmen yang penting tergolong dalam kelompok klorofil, karotenoid, antosianin, antoxantin, serta tanin.
Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, jingga, serta larut dalam minyak (lipida). Karotenoid terdapat dalam kroloplas sekitar 0,5% bersama-sama dengan klorofil sekitar 9,3%, terutama pada bagian permukaan atas daun yang dekat dengan dinding sel-sel palisade. Selain itu, karotenoid terdapat dalam buah pepaya, kulit pisang, tomat, cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan pada beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah.
Jenis karotenoid yang paling banyak digunakan untuk pewarna alami yaitu β-karoten, likopen, lutein, α-karoten, É£-karoten, bixin, norbixin, kapsantin, dan β-apo-8’-karotenal.Secara umum karotenoid di bahan pangan merupakan tetraterpenoid dengan jumlah atom karbon 40 yang terdiri atas delapan unit isoprenoid C5 (ip).Rantai lurus karotenoid C40 ini menjadi kerangka dasar karotenoid.Unit ip tersusun dalam dua posisi arah yang berlawanan pada pusat rantainya sehingga berbentuk molekul simetris.Bentuk ini merupakan bentuk molekul likopen, sehingga likopen sering juga disebut sebagai induk dari karotenoid.Jenis-jenis karotenoid lainnya merupakan turunan dari modifikasi likopen.
Gambar 2.1.1 Rumus Struktur Kerangka Karotenoid

            Kerangka dasar karotenoid dapat dimodifikasi dengan berbagai cara, seperti siklisasi pada salah satu atau kedua ujung rantai, dehidrogenasi dan penambahan oksigen yang mengandung gugus fungsional, pemindahan ikatan rangkap, pemindahan gugus metil, perpanjangan atau pemendekan rantai, isomerasi, dan lain-lain. Beberapa jenis karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan makanan adalah β-karoten (berbagai buah-buahan yang kuning dan merah), likopen (tomat), kapxantin (cabai merah), dan biksin (annatis).

Gambar 2.1.2 Beberapa Anggota Karoteoid
Karotenoid dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan keberadaan oksigen di struktur molekulnya.Karotenoid yang tidak memiliki atom oksigen atau hanya berupa hidrokarbon disebut karoten.Sedangkan karotenoid yang mengandung gugus hidroksil disebut xantofil.Salah satu pigmen yang termasuk kelompok xantofil adalah kriptoxantin yang mempunyai rumus mirip sekali dengan β-karoten.Perbedaannya hanya bahwa kriptoxantin memiliki gugus hidroksi.Pigmen tersebut merupakan pigmen utama pada jagung yang berwarna kuning, lada, papaya, dan jeruk keprok.
Karoten memiliki sifat hidrofobik sehingga sulit larut di dalam air namun larut dalam pelarut non polar.Sebaliknya, xantofil larut dalam pelarut polar karena memiliki gugus hidroksil.Oleh karena itu, karotenoid memiliki kepolaran yang beragam.

2.2  Karakteristik Umum Karotenoid
Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang dibentuk dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon).Secara struktural, karotenoid berbentuk rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin memiliki atom oksigen.Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berarti "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena".
Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sebagai xantofil sedangkan karotenoid yang tidak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sebagai karotena.Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan merupakan hidrokarbon tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap di antara dua atom karbon.
Ada lebih dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia dapat menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam aliran darah.[3]. Karotenoid yang paling banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang akibat kandungan beta-karotena.Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal adalah berbagai jenis waluh.Minyak sawit mentah adalah sumber karotenoid alam dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi.Buah tepurang diketahui mengandung konsentrasi likopena tertinggi, meskipun sumber yang paling dikenal orang adalah buah tomat.Karotenoid yang paling biasa ditemukan di alam adalah likopena dan β-karotena.
Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan struktur kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kunaξανθός, xanthos, berarti "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam proses yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk bergerak bebas akibat terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan jumlah ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi memiliki lebih banyak ruang untuk bergerak, dan membutuhkan energi lebih sedikit untuk mengubah strukturnya.Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Semakin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang semakin merah.
2.3  Manfaat dari Golongan Karotenoid
Karotenoid memiliki banyak manfaat  bagi tubuh manusia diantara lainnya, sebagai berikut:
a.       Sebagai Provitamin A
Manfaat utama dari karoten ialah sebagai provitamin A. vitamin A berperan penting dalam proses pertumbuhan dan  juga dalam menjaga kesehatan mata, selain itu juga vitamin A juga berperan penting untuk kekebalan tubuh manusia.
b.      Berfungsi sebagai Antioksidan
Dalam pertumbuhan tanaman, karoten berfungsi sebagai antioksidan yang berfungsi untuk menonaktifkan oksigen singlet. Oksigen singlet merupakan oksidator yang terbentuk selama proses fotosintesis. Karoten juga berfungsi menghambat oksidasi lemak, hanya saja pada manusia prosesnya tergolong kompleks.Likopen merupakan salah satu jenis karoten yang sangat penting sebagai antioksidan dan biasanya dapat ditemukan di buah tomat.
c.       Memfilter cahaya yang masuk ke mata
Karoten memliki ikatan tunggal dan ganda yang panjang.Ikatan tersebut memungkinkan terjadinya penyerapan cahaya matahari.Di dalam sistem penglihatan manusia, karoten jenis lutein dan zeasantin berfungsi untuk menyerap cahaya biru dari sinar matahari sehingga mata tidak mengalami kerusakan.
d.      Berfungsi untuk komukasi intersel
Karoten dapat merangsang sistesis protein connexin di dalam sel-sel tubuh sehingga dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam komunikasi antarsel di dalam tubuh manusia. Di dalam membrane sel connexin akan membentuk pori-pori. Pori-pori tersebut akan membantuk komukasi antarsel melalui pertukaran molekul-molekul kecil. Komunikasi intersel tersebut bermanfaat besar untuk menjaga kondisi sel dalam tubuh.
e.       Meningkatkan sistem imun
Salah satu jenis karoten, yakni beta karoten yang terkandung dalam vitamin A berperan besar untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
f.       Mencegah penyakit jantung
Beta karoten bekerja bersama dengan vitamin E sehingga dapat mencegah oksidask kolesterol jahat di dalam pembuluh darah.Alhasil penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah dapat dicegah sehingga penyempitan pembuluh darah arteri yang menjadi penyebab penyakit jantung koroner dapat dicegah.
g.      Melancarkan sistem pernapasan
Beta karoten yang bekerja sama dengan vitamin C dipercaya dapat meningkatkan kapasitas di dalam paru-paru sehingga paru-paru lebih lega dan gangguan pernapasan dapat dicegah.
h.      Mencegah pertumbuhan sel kanker
Karoten merupakan salah satu senyawa yang berperan aktif sebagai antioksidan.Kemampuannya untuk meningkatkan daya tahan tubuh sangat baik untuk melawan racun akibat dari radikal bebas.Selain itu, karoten yang memilik peran aktif dalam sistem komukasi sel dapat meningkatkan kesehatan sel sehingga perkembangan sel kanker dapat dicegah.
i.        Melindungi tubuh dari radiasi
Sinar matahari dan juga kemoterapi bagi sebagian orang dapat memberikan efek samping yang buruk pada tubuh.Beta karoten bersama dengan vitamin C dan vitamin E dapat melindungi tubuh dari radiasi sinar matahari dan juga efek yang ditimbulkan oleh kemoterapi pada penderita kanker.
j.        Mencegah diabetes
Asupan karoten yang sesuai dengan dosis ke dalam tubuh akan mengontrol kadar gula darah sehingga tubuh dapat terhindar dari penyakit diabetes. Bahkan beberapa penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang kurang mengkonsumsi beta karoten akan lebih rendah terkena penyakit diabetes karena kadar gula darahnya yang cenderung tak terkontrol.
k.      Mencegah radang sendi
Penyakit radang sendi merupakan salah satu penyakit yang sangat rentan diidap oleh orang-orang lanjut usia. Faktro asupan makanan dna juga gaya hidup menjadi pengaruh terbesar penyebab gangguan radang sendi. Manfaat karoten  bersama dengan vitamin C bagi tubuh ternyata dapat mencegah penyakit radang sendi.
Diantara sekian banyak manfaat dari karoten, tentu saja karoten memiliki efek samping yaitu jika karoten dikonsumsi melebihi dosis maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada hati.
2.4  Peran Fisiologi Karotenoid
Karena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid aktif mereduksi berbagai oksidan (senyawa yang berperan sebagai oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, berperan besar sebagai penghantar elektron pada proses transfer energi, seperti pada fotosintesis.
·         Tumbuhan dan alga
Karotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga.Fungsi pokok pertama adalah menyerap energi cahaya untuk digunakan dalam fotosintesis.Fungsi kedua adalah melindungi klorofil dari kerusakan akibat cahaya.
Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya proses mekanika kuantum yang timbul akibat simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam proses transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi.
Pada tumbuhan, lutein adalah karotenoid yang jumlahnya paling melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang berada dalam daun sering tidak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga memiliki "ekor" terpena. Ketika klorofil tidak ada atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya mengalami klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan tampak mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berlaku bagi warna buah matang, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kelompok pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tidak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya aktif diproduksi menjelang akhir musim panas.
Karotenoid tertentu adalah bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi proses fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, merupakan hasil degradasi karotenoid.
·         Hewan
Karotenoid memiliki banyak fungsi fisiologi pada hewan.Melihat strukturnya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal bebas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Ada beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan sebagian besar merupakan antioksidan[5] yang berguna bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan dapat mengurangi risiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang berlebihan menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang disebabkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada hewan lainnya.

Sebagian besar hewan, termasuk manusia, tidak mampu menyintesis karotenoid dan mendapatkannya melalui asupan makanan. Perkecualian adalah afid Acyrthosiphon pisum, yang memiliki kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melalui proses transfer gen horizontal.
Karotenoid umum ditemukan pada hewan dan kebanyakan memiliki peran sebagai hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sebagai hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin.Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan berguna untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan.
·         Kesehatan manusia
Pada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) memiliki aktivitas vitamin A (yang berarti dapat dikonversi menjadi retinol) dan juga dapat bertindak sebagai antioksidan.Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) berperan langsung sebagai penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina.Manusia dapat menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam aliran darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut paling baik larut dalam lipid.
Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara aktif terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini membantu melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan.Karotenoid juga terkonsentrasi secara aktif dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan bertindak sebagai antioksidan umum.
Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melalui buah-buahan dan sayuran diketahui lebih sehat dan mortalitasnya lebih rendah apabila terkena sejumlah penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tidak selalu bermanfaat dan kemungkinan dapat membahayakan, meskipun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sebagai sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari semua karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin).
·         Biosintesis
Biosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan diketahui dengan cukup baik.Sebagai salah satu bentuk isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melalui jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlangsung secara lokal di plastida.
Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi antara asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang dikendalikan oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR.Rangkaian reaksi selanjutnya membentuk dua bentuk kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Aktivitas enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP).
Karotenoid dibentuk dari aktivitas enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini diketahui berlaku umum, baik untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri.
Selanjutnya fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, ada yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tidak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melalui pembentukan senyawa antara zeta-karotena.
Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena dapat terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin.Zeaxantin dapat terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta dapat terepoksi membentuk violaxantin.Salah satu produk degradasi violaxantin adalah asam absisat, suatu fitohormon.
Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang dapat menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan.

2.5        Perubahan Pigmen Warna pada Buah atau Sayuran yang Mengandung Zat Pigmen Warna
Warna pada buah dan sayur ditentukan oleh kelompok pigment yang terdapat secara alami dalam buah dan sayur, yang dapat dikelompokkan atas: klorofil, karatenoids, flavonoids (antocyanim dan anthoxantins). Penampilan buah dan sayur berhubungan erat dengan kecerahan warna. Memudarnya warna pada buah segar berhubungan dengan kestabilan pigmen warna yang dikandungnya.
Pigmen karotenoid bertanggungjawab terhadap variasi warna dari kuning hingga oranye pada buah dan sayur.Terdapat 600 jenis yang tergolong senyawa karotenoid. Karotein bersifat sangat sensitif terhadap oksigen dan cahaya, khususnya apabila logam-logam besi, tembaga dan mangan tersedia maka selama proses penyimpanan dan pengolahan kelompok karotein akan mengalami degradasi.
Karotenoid sendiri mudah mengalami kerusakan atau perubahan warna akibat adanya asam dan halogen bebas, terutama didukung oleh adanya cahaya dan suhu yang tinggi. Karotenoid sangat mudah teroksidasi oleh adanya oksigen atau oksidator lain. Hal ini disebabkan karena karotenoid mempunyai struktur poliena lebih tepatnya diena yang mengakibatkan komponen tersebut reaktif terhadap panas dan cahaya.
Karotenoid juga labil jika terpapar oleh cahaya , oksidator dan panas. Ikatan rangkap di bagian tengah rantai kerangka karotenoid rentan terhadap serangan oksidator. Proses oksidasi karotenoid distimulasi oleh adanya cahaya, panas, peroksidasi, logam fe, dan enzim. Berbeda dengan isomerasi yang hanya menyebabkan berkurangnya aktifitas karotenoid, oksidasi menyebabkan karotenoid kehilangan aktifitasnya.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Karotenoid adalah golongan senyawa kimia organik bernutrisi yang terdapat pada pigmen alami tumbuhan dan hewan.Berdasarkan struktur kimianya, karotenoid masuk ke dalam golongan terpenoid.Karotenoid merupakan zat yang menyebabkan warna merah, kuning, oranye, dan hijau tua pada buah dan sayuran.Peran penting karotenoid adalah sebagai agen antioksidan dan dalam sistem fotosintesis.Selain itu, karotenoid juga dapat diubah menjadi vitamin esensial. karotenoid memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, seperti sebagai provitamin A, memfilter cahaya yang masuk ke mata, berfungsi untuk komukasi intersel,meningkatkan sistem imun, mencegah penyakit jantung, melancarkan sistem pernapasan, mencegah pertumbuhan sel kanker, melindungi tubuh dari radiasi.mencegah diabetes, mencegah radang sendi


DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, Nuri, RH Fitri Faradilla. 2012. Pewarna Alami untuk Pangan. Bogor: (SEAFAST)   Center.
Chy, Ana. 2016. 11 Manfaat Karoten Bagi tubuh. https://manfaat.co.id/manfaat-karoten/
              (di akses 22 September 2017).
Mekhel, Sandi. 2012. Pengertian Karoten. http://rumus-    kesehatan.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-karotenoid.html (di akses 22 September 2017).
Winarno, F.G. 1988. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia.
Wikipedia. 2017. Karotenoid. https://id.wikipedia.org/wiki/Karotenoid (di akses 22 September 2017).

0 komentar