KESETIMBANGAN KIMIA
- Pengertian Kesetimbangan Kimia
Kita telah
mempelajari bahwa suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain yang kemudian
menghasilkan zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut Reaksi kimia yang
berlangsung sampai habis. Misalnya, pita magnesium akan bereaksi dengan oksigen
membentuk magnesium oksida (MgO). Demikian pula sebutir pualam ( CaCO3)
di masukan ke dalam laruta asam klorida (HCI) berlebihan, semua pualam akan
habis bereaksi dengan asam klorida.
Reaksinya sebagai berikut:
2 Mg(s) + O2(s) 2Mg (s)
CaCO3 + 2HCI(aq) CaCI (aq) + H2O (l)
+ CO2 (g)
Ada beberapa reaksi yang dapat berlangsung dua arah, contohnya pada reaksi
pembuatan gas Amonia
3H2 (g) + N2 (g) ⇋
2 NH3 (g)
Reaksi ini disebut juga reaksi reversibel atau reaksi kesetimbangan. Pada
reaksi ini setiap NH3 terbentuk akan segera terurai lagi menjadi H2
dan N2. untuk membuat produk yang di hasilkan melalui reaksi
kesetimbangan di perlukan beberapa faktor untuk mengatur arah reaksi seperti:
konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume, reaksi kesetimbangan dapat terjadi pada
reaksi homogen dan reaksi heterogen.
- Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh : H2 (g) + I2 (g) ⇋
2HI(g)
K=
[ HI]2
[H2][I
2]
- Reaksi heterogen
Contoh : C(s) + O2 (g) ⇋ CO2 (g)
K= [ CO2]
[O2 ]
- Kesetimbangan Dinamis
Pada keadaan kesetimbangan, reaksi
tidak berhenti, tetapi berlangsung dalam
dua arah dengan laju yang sama, oleh karena itu, kesetimbangan tersebut tidak
bersifat statis, tetapi bersifat dinamis, konsentrasi zat-zat yang terlibat
dalam suatu reaksi tidak berubah terhadap waktu, maka reaksi tersebut dianggap
selesai.
Keadaan
kesetimbangan dikatakan dinamis, bila keadaan kesetaraan laju reaksi maju dan
laju reaksi balik dapat di pertahankan.
Sebagai contoh, pada reaksi H2 dan I2 menghasilkan HI
yang membentuk keadaan kesetimbangan. Sistem tersebut di katakan setimbang
dinamis, apabila gas H2
dengan I2 bereaksi
secara kesinambungan membentuk gas HI dan lain pihak dalam sistem tersebut gas
HI terurai secara kesinambungan membentuk
gas H2 dan I2 dengan laju yang sama. Hubungan laju reaksi
zat-zat dengan waktu pada kesetimbangan dinamis dari reaksi H2
dengan I2 membentuk gas HI.
Jadi
kesetimbangan reaksi itu di sebut juga ’ kesetimbangan dinamis ” kesetimbangan
dinamis adalah pada keadaan-keadaan setimbang reaksi tidak diam (statis),
tetapi terjadi dua reaksi berlawanan arah yang mempunyai laju reaksi sama. Pada
keadaan tidak setimbang ini tidak terjadi lagi perubahan bersih dalam sistem
reaksi. Untuk lebih memahami kesetimbangan dinamis, perhatikanlah asumsi-asumsi
dibawah ini.
Air dipanaskan dalam wadah tertutup
sampai air menguap. Pada saat air menguap, uap air tertahan pada permukaan
tutup wadah. Selanjutnya, uap air tersebut akan mengalami kondensasi,yaitu uap
air menjadi cair kembali, kemudian jatuh kedalam wadah. Pada wadah tersebut
terjadi dua proses yang berlawanan arah, yaitu proses penguapan yang arahnya
keatas dan proses kondensasi yang arahnya kebawah. Pada saat
tertentu laju proses penguapan dan laju proses kondensasi akan sama. Hal itu dapat kita lihat volume air
dalam wadah tersebut adalah tetap. Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan
dinamis.
1. Kesetimbangan Dinamis dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan
sehari-hari banyak hal banyak hal dialam yang mengalami kesetimbangan dinamis.
a.
Proses pemanasan air dalam wadah tertutup biasanya dapat kita lihat, hal
itu sudah dijelaskan sebelumnya.
b. Proses pelarutan zat padat dalam air, misalnya garan AgCl dilarutkan dalam
air sehingga padatan AgCl sebagian melarut kedalam air. Pada waktu AgCl sudah
melarut, terjadi lagi reaksi pembentukan padatan AgCl yang disebut proses
pengendapan. Hal itu berarti dalam sistem terjadi dua proses yang berlawanan
arah, yaitu proses pelarutan AgCl yang arahnya kekanan dan proses pengendapan
AgCl yang arahnya kekiri. Pada saat tertentu laju proses pelarutan (V1)
akan sama dengan laju proses pengendapan (V2). Keadaan seperti itu
disebut kesetimbangan dinamis. Hal itu dapat dituliskan sebagai berikut.
AgCl (g) ⇋ Ag+ + Cl-
Pada keadaan
setimbang V1=V2
c. Proes penguapan air dari
permukaan bumi dengan proses turunnya hujan merupakan kesetimbangan dinamis.
Jika dalam kurun waktu tertentu jumlah air yang menguap dari permukaan bumi
sama dengan jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi melalui turunnya hujan, maka
kesetimbangan air di alam dapat dipertahankan. Akan tetapi, kenyataan yang
dihadapi oleh manusia pada masa sekarang ini sangat berbeda dengan
kesetimbangan dinamis yang kita bicarakan sebelumnya musim kemarau
berkepanjangan mengakibatkan banyak tanaman mengalami kekeringan, lalu mati
sehingga manusia menderita kelaparan.sebaliknya hujan yang terus menerus
menyebabkan bencana banjir yang mengakibatkan banyak manusia meninggal dan
banyak rumah yang hanyut terbawa arus banjir. Hal itu terjadi akibat ulah manusia
itu sendiri yang tidak tahu menjaga kesetimbangan alam ini karena manusia lupa
bahwa sebenarnya Tuhan menciptakan alam semesta dalam kesetimbangn antara yang
satu dengan yang lain atau harmonis.
- Tetapan Kesetimbangan
Pada tahun
1886, dua orang para ahli kimia Nrwegia, yaitu Cato maxmilian guldberg
(1836-1902) dan Peter waage (1833-1900) mengajukan postulat berdasarkan
sejumlah pengamatan yang mereka lakukan terhadap reaksi kesetimbangan.
Ponstulat ini menyatakan bahwa ’jika hasil reaksi konsentrasi zat hasil reaksi
yang di pangkatkan koefisiennya di bandigkan dengan hasil kali konsentrasi zat
pereaksi yang di pangkatkan koefisiennya, maka akan di peroleh perbandingan
yang tetap”. Untuk reaksi yang dinyatakan dengan :
aA +
bB ⇋ cC
+ dD
dengan A, B
adalah pereaksi C, D adalah reaksi ; dan a, b, c, d adalah koefisien reaksi,
maka secara sistematis ponstulat Guldberg dan Waage tersebut dapat dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:
[C]c [D]d
=C
[A]a [B]b
Dengan
: C = konstanta
Dalam kasus
umum yang didalamnya konsentrasi dapat mempunyai nilai yamg berubak-ubah
(termasuk nol), pernyataan diatas di sebut hasil bagi (quotient) kesetimbangan
dan nilainya di nyatakan dengan Q atau Qc. Jika istilah tersebut berhubungan
dengan konsentrasi keseimbangan, maka pernyataan ini di sebut tetapan kesetimbangan dan nilainya
dinyatakan dengan K atau Kc.
Nilai konstan
dari perbandingan hasil kali konsentrasi hasil reaksi yang di pangkatkan
koefisiennya dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang dipangkatkan
koefisiennya tersebut selalu tetap selama suhu sistem tidak berubah. Oleh
karena itu, harga perbandingan tersebut di namakan tetapan keseimbangan yang
dinyatakan sebagai berikut:
[C]c [D]d
Kc=
[A]a [B]b
Nilai Q dalam
hubungan dengan Kc dapat digunakan untuk menunjukan arah suatu reaksi
berlangsung. Tiga buah kemungkinan dari arah reaksi tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Q
> 1
Kc
Hal ini berarti
konsentrai hasil reaksi terlalu tinggi untuk kesetimbangan, sehingga reaksinya
berlangsung ke kiri.
2. Q
= 1
K
Hal ini berarti
sistem berada dalam kesetimbangan, tidak ada perubahan.
3. Q
< 1
K
Hal ini berarti
konsentrasi hasil reaksi terlalu rendah untuk kesetimbangan, sehingga reaksinya
berlangsung ke kanan.
a. Makna Tetapan Kesetimbangan
Berdasarkan
harga tetapan kesetimbangan, suatu reaksi dapat diketahui secara kualitatif
bagaimana reaksi tersebut berlangsung
1. Jika KC < 1, maka pada reaksi kesetimbangan tersebut di
hasilkan zat hasil reaksi yang cukup banyak, bahkan melebihi jumlah
pereaksi,dan suatu reaksi di katakan sempurna apabila reaksi tersebut memiliki
Kc yang sangat besar.
2. Jika Kc < 1, maka
pada reaksi kesetimbangan tersebut di peroleh zat hasil reaksi yang sedikit, bahkan lebih sedikit di
bandingkan dengan jumlah pereaksi,dan apabila harga Kc suatu reaksi
sangat kecil, bisa saja tidak terjadi
reaksi.
Harga Kc
hanya di pengaruhi oleh suhu, jika suhu tidak berubah, maka harga Kc
selalu teatp. Pada reaksi endoterem, harga Kc berbanding lurus
dengan suhu, sedangkan pad reaksi eksoterm, harga Kc berbanding terbalik dengan suhu.
- Perhitungan Kesetimbangan
Jika
konsentrasi masing-masing zat sudah diketahui, maka perhitungan harga Kc dapat
dilakukan secara langsung dengan memasukan nilai konsentrasi zat pada persamaan
sebagai berikut :
[ C]c [ D]d
KC =
[ A]a [ B]b
Contoh soal
1. Pada reaksi penguraian gas N2O4
menjadi gas NO2 terjadi keadaan setimbang yang dinyatakan
dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
N2O4
(g) ⇋ 2NO4(g)
Jika
konsentrasi N2O4 dan NO2 berturut-turut 1,71
M dan 0,58 M, hitunglah harga Kc pada keadaan tersebut !
Penyelesaian :
N2O4 (g) ⇋ 2NO4
[ NO2]2
[ 0,58]2
KC = =
=0,2
[N2O4] [1,71]
Jadi nilai Kc untuk eraksi tersebut adalah 0,2
2. Jika 0,8 mol HI dimasukkan
kedalam wadah 1 liter pada suhu 458oC, campurkan dalam kesetimbangan
di temukan mengandung 0,088 mol gas I2. hitung harga Kc untuk reaksi
kesetimbangan :
Untuk
menentukan konsentrasi masing-masing zat,ikuti langkah-langkah berikut!
Kesetimbangan = 2HI (g) ⇋ H2 (g) + I2 (g)
Awal = 0,8 0 0
Terurai = 2x x x
Kesetimbangan = 0,8-2x x 0,088
Pada kesetimbangan
[I2] = [H2] = 0,088 M
[HI] = 0,8 - 2x
= 0,8 – 2 (0,088)
= 0,623 M
Karena volume
wadahnya 1 liter, maka jumlah mol menyatakan harga konsentrasi,tetapi jika volum
wadah tersebut ≠ 1 liter, maka konsenttrasi Mol sama dengan volume. Sehingga :
[H2] [I2] (0,08) (0,08)
Kc= = =0,02
[HI]2 (0,623)
Jadi harga, harga Kc untuk penguraian HI pada suhu 4580
adalah 0,02
Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, tetapi
diketahui harga derajat dissosiasi
(penguraian) zat, maka harga konsentrasi masing-masing zat ditentukan
berdasarkan harga derajat dissosiasi tersebut (α).
Mol yang terurai
α =
Mol mula-mula
Atau
Mol terurai=
α x mol mula-mula
Dengan
α = derajat ionisasi
- Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan
Pada reaksi
kesetimbangan, jumlah zat-zat pereaksi maupun hasil reaksi tidak berubah
terhadap waktu, tetapi pada dasarnya jumlah zat pereaksi maupun zat hasil
reaksi dapat ditambah atau dikurangi berdasarkan perlakuan tertentu yang
diberikan pada reaksi kesetimbangan tersebut. Berkaitan dengan penambahan atau
pengurangan jumlah pereaksi atau hasil reaksi pada reaksi kesetimbangan
tersebut, digunakan istilah pergeseran kesetimbangan.
Untuk menambah
zat hasil reaksi, maka kesetimbangan harus digeser kearah kanan (ke arah zat
hasil reaksi), sedangkan untuk mengurangi zat hasil reaksi, maka kesetimbangan harus
digeser kearah kiri (kearah pereaksi). Untuk menggeser kesetimbangan tersebut
diperlukan perlakuan yang dapat mengganggu keadaan kesetimbangan, yaitu dengan
mengubah suhu, konsentrasi, dan volum, dan tekanan zat dalam sistem
kesetimbangan tersebut.
Dalam kaitannya
dengan gangguan yang diberikan pada sistem kesetimbangan tersebut, pada tahun
1888 seorang ahli kimia Prancis Henri Louis Le Chatelier (1850-1936)
mengemukakan bahwa ”jika pada sistem
kesetimbangan diberikan gangguan dari luar, maka sistem kesetimbangan tersebut
akan bergeser untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh gangguan luar
tersebut dan mungkin membentuk sistem kesetimbangan baru.” dengan kata
lain, pernyataan ini dapat disederhanakan menjadi ”jika sebuah sistem pada keadaan setimbang diberikan perubahan tekanan,
suhu, atau konsentrasi, maka akan terdapat kecenderungan pada keseluruhan
reaksi dalam arah yang mengurangi pengaruh dan perubahan ini”.
Pernyataan
diatas dikenal sebagai ”Asas Le Chatelier”. Bagaimana pengaruh perubahan suhu,
konsentrasi, tekanan, dan volum terhadap pergeseran kesetimbangan.
1. Pengaruh suhu terhadap pergeseran
kesetimbangan
Pada reaksi
kesetimbangan, terhadap reaksi endoterm (menyerap kalor) dan reaksi eksoterm
(melepaskan kalor). Jika reaksi maju bersifat eksotermik, maka reaksi
sebaliknya bersifat endotermik. Perhatikan uraian tentang pengaruh perubahan
suhu untuk reaksi pembentukan gas N2O4 dari gas NO2 berikut
ini.
Reaksi kesetimbangan :
2NO2(g) ⇋ N2O4(g)
Reaksi
maju (eksoterm) :
2NO2(g) N2O4(g)
ΔH = - 58,8
Kj
Reaksi
balik (endoterm)
N2O4(g) 2NO2(g) ΔH = + 58,8 Kj
Reaksi
pembentukan N2O4 dari gas NO2 dapat membentuk
keadaan setimbang. Pada keadaan setimbang tersebut, gas N2O4 dan
gas NO2 berwarna coklat muda. Dalam keadaan terpisah, gas NO2
berwarna cokelat kemerahan, sedangkan gas N2O4 tidak
berwarna.
Jika dalam
keadaan setimbang, campuran gas NO2 dan N2O4 tersebut
dipanaskan, maka warna cokelat muda dari campuran kedua gas tersebut lama
kelamaan akan berubah menjadi cokelat kemerahan, artinya gas NO2
dalam reaksi tersebut bertambah.
Berdasarkan
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penurunan suhu dapat menyebabkan
kesetimbangan bergeser kearah reaksi eksoterm, sedangkan peningkatan suhu dapat
menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm. Karena reaksi
pembentukan gas N2O4 dari gas NO2 merupakan
reaksi eksoterm (melepaskan kalor) dan dalam keadaan kesetimbangan, suhu
campuran diturunkan dengan mengeluarkan kalor dari sistem, maka menurut Le
Chatelier akan mengakibatkan sistem melakukan perubahan dengan cara mengganti
kalor yang dikeluarkan sistem dengan menggeser posisi kesetimbangan kearah
reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm).
2. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran
kesetimbangan
Pembuatan
amonia, NH3(g) dari reaksi gas nitrogen (N2) dengan gas
hidrogen (H2) dapat membentuk kesetimbangan yang dinyatakan dengan
persamaan reaksi sebagai berikut.
N2(g) + 3H2(g) ⇋ 2NH3(g)
Apabila gas
hidrogen (H2) ditambahkan kedalam campuran gas pada reaksi
kesetimbangan tersebut, maka konsentrasi H2 dalam campuran meningkat
(bertambah).
Menurut Le
Chatelier, sistem akan berusaha untuk menghilangkan gangguan tersebut
(penambahan [H2] ) yaitu dengan mengurangi [H2] yang
ditambahkan. Sebagian gas H2 yang ditambahkan akan segera bereaksi
dengan gas N2, sehingga gas amonia yang terbentuk lebih banyak.
Keadaan ini akan terbalik jika sejumlah gas H2 dikurangi dari sistem
kesetimbangan tersebut.
Berdasarkan
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk penambahan konsentrasi pereaksi
atau hasil reaksi kedalam campuran yang berada dalam kesetimbangan akan
menggeser kesetimbangan kearah yang berlawanan dengan posisi zat yang
ditambahkan, sedangkan untuk pengurangan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
akan menggeser kesetimbangan kearah zat yang dikeluarkan dari sistem
kesetimbangan tersebut.
3. Pengaruh Tekanan dan Volum
terhadap pergeseran kesetimbangan
Reaksi-reaksi
gas sangat dipengaruhi oleh perubahan
volum dan tekanan gas. Pada dasarnya, untuk memperbesar tekanan dapat dilakukan
dengan memperkecil volum, sedangkan untuk memperkecil tekanan dapt di lakukan
dengan memperbesar volum.
Jika pada
reaksi kesetimbangan gas, tekanan di perbesar, maka menurut Le Chatelier sistem
tersebut akan berusaha mengurangi pengaruh kenaikan tekanan tersebut dengan
cara menurunkan jumlah molekul atau jumlah mol zat. Pada reaksi kesetimbangan
N2(g) + 3H2(g) ⇋ 2NH3(g)
jika tekanan di
perbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah NH3, sedangkan
jika tekana di kurangi, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri (N2(g)
dan H2(g) ).
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa jika tekanan diperbesar ( volum diperkecil), maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil, sedangkan
jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah mol gas yang lebih besar.
- Kesetimbangan Kimia Dalam Industri
Konsep reaksi
kesetimbangan banyak di terapkan dalam bidang industri. Beberapa industri yang
menerapkan konsep reaksi kesetimbangan adalah industri amonia, asam sulfat, dan
asam nitrat.
1. Industri amonia
(NH3)
Amonia (NH3)
merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat dan sangat mudah larut dalam
air. Amonia ini biasanya di gunakan dalam refrigerator dan dalam pembuatan
pupuk, bahan peledak, dan plastik serta bahan-bahan kimia lainnya. Selain
itu,amonia juga di gunakan sebagai pelarut.
Amonia dapat di
buat dengan mereaksikan gas nitrogen (N2) Dengan gas hidrogen (H2)
melalui proses reaksi eksoteren yang dapat membentuk kesetimbagan sebagai
berikut:
N2(g)+3H2(g)
⇋ 2NH3(g)
ΔH= -92,2 Kj
Dalam industri, amonia di buat dengan mencampurkan gas N2 Yang
Diperoleh melalui udara dan gas H2 yang di peroleh dari reaksi
antara gas metana dan air. Campuran gas N2 dan H2 dengan
perbandingan N2:H2=3:1 tersebut kemudian di alirkan
melaui pompa bertekanan tinggi(250 atm) kedalam tabung pemurnian gas. Dalam
tabung inilah kemudian di peroleh gas N2 dan H2 murni yang di alirkan kedalam reaktor
katalisis.
Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk
menghasilkan amonia dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut harus di lakukan
pada suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi berlangsung rendah.
Oleh karena itu, untuk mengimbangi nya,maka reaksidalam pembuatan amonia di
lakukan pada suhu tinggi (500oC) dan tekanan yang tinggi (200-400
atm). Suhu dan tekanan tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat berlangsung
cepat dan amonia yang di hasilkannya dalam jumlah besar (reaksi bergeser ke
kanan).
Dapat di simpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan dalam pembuatan amonia,
suhu yang tinggi dan katalis berfungsi umtuk mempercepat reaksi, sedangkan
tekanan yang tinggi berfungsi untuk menggeser reaksi ke arah hasil reaksi(
dalam hal iniamonia)
2. Pembuatan H2SO4(aq) (Asam sulfat)
Proses kontak
dilakukan untuk membuat H2SO4(aq) yang dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan cat, pupuk, zat warna , detergen, dan larutan elektrolit dalam aki.
Berikut ini merupakan tahap-tahap membuat H2SO4(aq)
.
1). Tahap 1
Molekul S yang
berwujud padat di bakar di udara untuk
membentuk gas SO2. reaksinya sebagai berikut.
S (s) + O2
(g) SO2 (g)
2). Tahap 2
Gas tersebut
dibersihkan dari pengotor dengan cara
partikulat. Campuaran antara gas SO2 dan udara di panaskan hingga suhu 450oC.dan
tekanan 101,3-202,6 kPa dengan di tambahkan katalis V2O5
untuk menghasilkan SO3. SO3
yang diperoleh sebanyak 98 %
dengan kecepatan reaksi maksimal. Reaksi sebagai berikut.
2SO2(g) + O2(g) ⇋ 2S03(g)
3). Tahap 3
SO3 dilarutkan dalam H2S04 99,5 % (17 M) supaya di hasilkan H2S2O7,
lebih di kenal denagn nama “ oleum”. Reaksinya sebagai berikut.
SO3(g) + H2S04(l)
H2S2O7(l)
4). Tahap 4
Setelah tahap 3, H2O di
tambahkan ke dalam H2S2O7 supaya di
hasilkan H2SO4.
reaksinya sebagai berikut.
H2S2O7(l)
+ H2O(l) 2H2SO4(l)
Tahapan penting dalam proses
pembuatan H2SO4 ialah tahap 2. pada tahap 2 terjadi
reaksi kesetimbangan dan reaksi itu
berlangsung secara eksoteren (reaksi melepaskan kalor) menurut asas Le
Chatelier, reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan jika tekanan di perbesar. Hal ini terjadi karena reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah zat yang memeliki jumlah koefisien lebih sedikit. Jadi jika
tekanan di perbesar, jumlah gas SO3 semakin banyak karena reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk.
3. Pembuatan HNO3
(Asam Nitrat)
Senyawa HNO3
merupakan bahan kimia penting yang digunakan sebagai bahan baku untuk peledak.
Bahan peledak yang memakai bahan baku HNO3 dapat menimbulkan ledakan
dahsyat. Contoh bahan peledak yang menggunakan HNO3, yaitu TNT.
Proses Ostwald merupakan cara yang
tepat untuk membuat HNO3. Proses Ostwald dikenalkan pertama
kali oleh Wilhelm Ostwald, seorang
ahli kimia dari Jerman. Wilhelm Ostwald menemukan
proses pembuatan HNO3 yang efektif saat Perang Dunia I berlangsung.
Ada 2 metode
yang digunakan dalam pembuatan HNO3. metode pertama yang memiliki 2
tahap yaitu oksidasi dan absorpsi. Metode ini akan menghasilkan NHO3 encer.
Metode kedua merupakan kombinasi dari dehidrasi, bleaching, kondensasi dan absorpsi. Metode yang kedua akan
menghasilkan asam nitrat yang lebih pekat daripada HNO3 yang
dihasilkan dari metode pertama.
0 komentar