PROSES KETAHANAN WARNA KANGKUNG TETAP HIJAU SAAT DIMASAK
PROSES KETAHANAN WARNA KANGKUNG TETAP HIJAU SAAT DIMASAK
MATA KULIAH BIOKIMIA PANGAN
Dosen Pengampu:
Ir. I Wayan Sweca Yasa, M.Si
Disusun Oleh:
DARA ARIELLA KAHAR (J1A016018)
DHEA JULIA SAVITRI (J1A016020)
LOLA SITA SEPTINA (J1A016056)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya lah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini membahas tentang “Proses Ketahanan Warna
Kangkung Tetap Hijau Saat Dimasak”, serta dibuat dalam rangka
memperdalam pemahaman mengenai bagaimana cara mempertahankan warna kangkung dan
apa saja manfaat dari mempertahankan warna tersebut.
Penulis
menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan
sehingga hanya demikian sajalah yang dapat penulis berikan.Penulis juga sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari teman-teman sehingga penulis dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Demikian
makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, Desember 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Warna adalah zat yang terdapat di
suatu permukaan benda bila terkena dengan cahaya putih akan memberikan sensasi
warna tertentu yang mampu ditangkap mata. Sedangkan pigmen adalah dimana warna
putih dianggap sebagai absennya seluruh warna pigmen. Suatu bahan pada dasarnya
terdiri atas berbagai jenis pigmen, namun warna pigmen yang nantinya akan
muncul dan terlihat oleh mata ialah warna pigmen yang paling dominan diantara
yang lainnya. Sebuah warna dihasilkan karena adanya ikatan kimia suatu pigmen
untuk menyeleksi gelombang cahaya yang diserap dan dipantulkan. Contohnya ialah
warna hijau pada kangkung yang dimana warna yang dipantulkan oleh pigmen klorofil
merupakan warna hijau, sedangkan warna-warna lainnya hanya diserap saja tanpa
dipantulkan.
Pigmen
klorofil banyak terdapat pada sayuran berdaun hijau tua, seperti daun kangkung, bayam,
daun singkong, daun papaya, ataupun daun wortel, dan ubi merah,. Sedangkan
buah-buahan yang banyak mengandung karoten diantaranya pisang, papaya, mangga,
dan buah berwarna kuning tua. Makin tua warna hijau daun atau kuning pada buah
dan sayuran, makin banyak pula kandungan karotennya. Pigmen klorofil juga
berfungsi sebagai anti oksidan, anti kanker, dan banyak terdapat pada sayuran
hijau, seperti seledri atau bayam. Klorofil yang terdapat pada buah dan sayuran
juga mengandung senyawa lain, seperti karoten atau vitamin K yang berguna bagi
tubuh. Dalam perkembangan medis modern, klorofil juga dikembangkan secara
industrial untuk membersihkan dan menyembuhkan luka dan menghilangkan bau tubuh
(Dwidjoseputro, 2006).
Pigmen sangat
sensitif terhadap pengaruh kimia dan fisik selama proses pengolahan. Pigmen
lebih sangat sensitfi terhadap panas, juga pukulan mekanik dan penggilingan.
Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan warna pigmen pada bahan pangan
dikarenakan sebagian besar pigmen pada bahan nabati dan hewani tersimpan
didalam sel-sel tenunan yang dikenal sebagai pigmen body. Misalnya klorofil yang terdapat didalam kloroplas,
apabila sel-sel ini pecah karena proses pengolahan, maka pigmen akan keluar dan
sebagian akan rusak. Contoh dari bahan nabati atau sayuran yang sering dimasak
oleh masyarakat ialah kangkung. Kangkung memiliki pigmen klorofil pada seluruh
bagiannya. Kangkung sering kali diproses dengan cara yang salah oleh masyarakat
sehingga menyebabkan warna hijau pada kangkung hilang selama proses dilakukan.
Oleh karena itu makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses ketahanan warna kangkung
saat dimasak dan cara agar kangkung tidak kehilangan pigmen warnanya pada saat
dimasak.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa itu pigmen warna alami pada bahan pangan?
2.
Bagaimana proses ketahanan pigmen warna pada kangkung tetap hijau saat
dimasak?
3.
Apa saja manfaat pigmen warna yang terdapat pada kangkung?
4.
Bagaimana cara pengolahan yang tepat agar tidak merusak pigmen pada
kangkung?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pigmen Warna Alami pada Bahan Pangan
Pigmen
alami merupakan zat warna yang terdapat secara alami dan diproduksi baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh tumbuhan, hewan, dan beberapa organisme
seperti bakteri, alga, dan khamir. Sejak dahulu, pigmen alami telah
dimanfaatkan, baik secara tradisional maupun komersial, sebagai pewarna makanan
untuk meningkatkan organoleptik suatu produk pangan. Tentu saja pigmen alami
ini lebih aman digunakan daripada pigmen sintetik. Penggunaan pigmen alami
dalam makanan tergolong aman karena rendahnya efek samping yang diakibatkan
oleh konsumsi makanan yang mengandung pigmen.
Di alam, pigmen alami
tersedia dalam berbagai jenis warna, mulai dari hijau, coklat, orange
kemerahan, kuning, sampai merah. Zat warna alami hijau disebut klorofil.
Klorofil bersumber dari daun hijau seperti daun katuk, pandan, daun suji, daun
muda jati; buah-buahan seperti alpukat; rumput laut; dan bakteri fotosintetik
(bakterioklorofilik). Zat warna alami yang berwarna coklat adalah tanin dan
kurkumin. Tanin dan kurkumin bersumber dari daun, biji, buah dan rimpang
seperti temu giring, temulawak, kayu manis, dan teh. Zat warna alami
orange-kemerahan disebut karotenoid. Karotenoid merupakan pigmen pelengkap yang
distribusinya terdapat paling melimpah di alam dan berfungsi melindungi
klorofil dari efek cahaya yang berlebihan (fotoproteksi). Karotenoid bersumber
dari buah seperti kesumba dan mangga, tumbuhan tingkat rendah seperti jamur
oncom;sayuran seperti wortel dan tomat; dan hewan seperti pada daging ikan,
cangkang udang dan kepiting.
Berbeda dengan
pewarna sintetik yang hanya memiliki fungsi tunggal sebagai pewarna, pigmen
alami memiliki banyak fungsi. Selain sebagai pewarna, golongan pigmen klorofil,
karotenoid, kurkuminoid, dan antisioanin secara umum telah banyak diteliti dan
berhasil diketahui khasiatnya dalam mengatasi berbagai penyakit.
Klorofil dan turunanya
telah diketahui memiliki efek antikanker sejak 70 tahun yang lalu. Dengan
mengonsumsi banyak sayuran hijau akan membantu proses detoksifikasi dalam tubuh
kita, meningkatkan daya tahan tubuh dan meregenerasi sel. Turunan klorofil
dalam berbagai penelitian in vitro dan in vivo telah terbukti memiliki berbagai
aktivitas biologis pencegahan dan penyembuhan kanker seperti aktivitas
antioksidan, antipoliperatif, dan antimutagen, detoksifikasi xenobotik dan
penginduksian apoptosis (kematian sel) pada sel kanker. Klorofil dan turunannya
merupakan fotosensitizer potensial yang telah dikembangkan untuk pencegahan
maupun pengobatan penyakit kanker. Sebagai antikanker, klorofil juga bertindak
sebagai molekul interseptor dalam mencegah dan menghalangi aktivitas aflatoksin
dan bahan karsinogen makanan yang ditemukan pada daging urat (amin
heterosiklik), daging panggang/asap (hidrokarbon polisiklik) dan jamur kacang
(aflatoksin).
2.2 Proses Ketahanan Pigmen Warna pada Kangkung saat Dimasak
Pada kangkung
terdapat pigmen klorofil. Klorofil merupakan pigmen berwana hijau yang terdapat
didalam kloroplas bersama dengan karoten dan xantofil. Pigmen klorofil ini
merupakan pigmen alami yang terdapat pada sayuran. Pigmen klorofil dibagi
menjadi dua yaitu klorofil a dan klorofil b. Perbedaan keduanya terletak pada
atom C no 3 metal pada klorofil a diganti dengan aldehid pada klorofil b. Klorofil merupakan senyawa yang tidak stabil
sehingga sulit untuk menjaga agar molekulnya tetep utuh dengan warna hijau yang
menarik.
Perebusan dan
pengukusan kangkung secara terbuka dan tertutup secara keseluruhan terjadi
perubahan warna menjadi kecoklatan, terkecuali pada perebusan secara terbuka.
Hal ini dikarenakan klorofil pada kangkung memiliki perbandingan 3:1 antara
klorofil a dan klorofil b. Perubahan warna ini terjadi karena klorofil memiliki
sifat yang tidak stabil sehingga sulit menjaga agar molekulnya tetap utuh,
terlebih dengan perlakuan pemanasan. Dapat di gambarkan bahwa klorofil berada
dalam kloroplas, sehingga apabila diberikan perlakuan panas kloroplas akan
pecah dan klorofil keluar. Winarno (1992), menyatakan bahwa klorofil
dalam daun yang masih hidup berikatan dengan protein. Dalam proses pemanasan
protein akan terdenaturasi dan korofil dilepaskan. Klorofil a merupakan pigmen
yang mengandung magnesium yang diikat oleh nitrogen dari dua cincin pirol
dengan ikatan kovalen serta oleh dua buah atom nitrogen dari dua cincin pirol
lain melalui ikatan koordinat kovalen, yaitu N dari pirol memberikan pasangan
elektronnya pada magnesium. Apabila kloroplas pecah maka akan mempercepat
terjadinya substitusi magnesium.
Perlakuan pengukusan
kangkung secara terbuka dan tertutup terjadi pencoklatan pada kangkung. Hal ini
dikarenakan proses pengukusan menggunakan uap panas dari air, sehingga proses
denaturasi potein berjalan cepat dan pelepasan klorofil berlangsung cepat pula.
Selain itu, dengan pengukusan membuat tekstur bahan menjadi keras, karena air
dalam bahan secara keseluruhan teruapkan. Berbeda dengan perebusan, dimana pada
perebusan secara tertutup terjadi pencoklatan dan perebusan terbuka tidak
mengalami pencoklatan melainkan tetap berwarna hijau. Hal ini dikarenakan
selain kandungan pigmen klorofil a yang memiliki sifat tidak stabil, juga
dikarenakan terjadinya perubahan pH. Dalam pemanasan kangkung terbentuk
asam-asam organik yang dapat menurunkan pH. Pada perebusan secara terbuka
asam-asam organik diuapkan keluar dan warna hijau tetap dipertahankan,
sedangkan dengan tertutup asam organik tidak teruapkan dan tetap berada didalam
mempengaruhi warna pigmen klorofil yang tidak stabil.
2.3 Manfaat Pigmen Warna yang Terdapat pada Kangkung
Pigmen warna yang dikandung kangkung sangat penting untuk dipertahankan saat dimasak. Salah
satu manfaatnya adalah zat yang dikandung oleh pigmen tersebut seperti klorofil
yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Klorofil mengandung vitamin dan mineral,
maka dari itu merupakan sebuah langkah yang baik untuk tidak menghilangkan
kandungan klorofil saat pemasakan kangkung. Manfaat yang diketahui dikandung klorofil yang baik
untuk tubuh adalah membantu proses pembentukan sel – sel darah merah, mencegah
anemia, menghilangkan racun dalam tubuh melalui proses detoksifkasi, sebagai
antioksidan yang ampuh serta mencegah penuaan dini.
2.4 Cara Pengolahan Yang Tepat Agar Tidak Merusak Pigmen Pada
Kangkung
-
Segera masak kangkung selagi masih segar
Hal yang paling
pertama harus dilakukan sebelum mengolah sayur ialah, pastikan kangkung yang
masih segar. Kangkung yang segar masih memiliki warna hijau alami. Ketika sudah
dibeli, diharus sesegera mungkin untuk mengolahnya. Jangan menyimpan kangkung
dalam kulkas lebih dari dua hari, karena akan membuat warna kangkung berubah
dan tidak menarik saat dimasak.
-
Masukkan Kangkung disaat yang Tepat
Sebelum diolah, cuci
dan potong kangkung terlebih dahulu. Usahakan untuk mencuci kangkung dengan air
mengalir hingga bersih. Jika kangkung diolah dengan cara ditumis, masukan bumbu
saat kangkung sudah matang. Jika kangkung
ingin direbus, masukkan kangkung saat air betul-betul sudah mendidih. Kalau
kangkung yang ingin direbus berjumlah banyak, seperti membuat pecel atau
gado-gado, kangkung dapat direbus dari warna yang paling muda hingga yang
berwarna tua, untuk menghindari perubahan warna.
-
Tambahkan Garam
Selain memberi rasa
asin, ternyata garam dapur juga berfungsi agar sayuran yang direbus tidak
berubah kecokelatan atau keruh saat dihidangkan. Tetapi jangan menambahkan
terlalu banyak, cukup menambahkan satu sendok teh garam ke dalam panci berisi
air yang sudah mendidih. Setelah itu, dimasukkan kangkung yang hendak direbus.
-
Perhatikan Waktu Memasak
Memperhatikan waktu
memasak sangatlah penting. Waktu yang tepat dapat membuat warna alami kangkung
tetap terjaga. Hanya perlu dua menit untuk
proses pemasakan. Jika terlalu lama, tak hanya warna dan tekstur yang
berubah, nutrisi pada kangkung juga akan hilang.
-
Tiriskan Sayuran
Setelah direbus, segera
tiriskan kangkung. Kemudian siram dengan air dingin. Hal ini akan membantu
menghentikan proses memasak, sehingga warna alami dan tekstur kangkung tetap
bagus.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan
masalah dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pigmen alami merupakan zat warna yang terdapat secara alami dan diproduksi
baik secara langsung maupun tidak langsung oleh makhluk hidup. Zat – zat
tersebut adalah seperti klorofil, merupakan pigmen warna hijau dan karotenoid
yang merupakan pigmen warna merah – oranye.
2.
Terdapat pigmen warna hijau atau klorofil pada kangkung. Proses ketahanan
pigmen warna kangkung diuji melalui perebusan dan pengukusan secara terbuka dan
tertutup. Perubahan warna akan terjadi karena klorofil memiliki sifat yang
tidak stabil sehingga sulit menjaga agar molekulnya tetap utuh, terlebih dengan
perlakuan pemanasan.
3.
Pigmen warna hijau atau klorofil yang dikandung kangkung sangat penting untuk dipertahankan saat dimasak,
karena mengandung vitamin dan mineral. Manfaatnya salah satunya untuk membantu proses pembentukan sel – sel darah merah dan mencegah anemia.
4.
Kangkung harus diolah secara tepat agar tidak kehilangan pigmen warnanya,
seperti menggunakan kangkung yang segar, memasukkan kangkung pada saat yang
tepat, penambahan garam, meniriskan sayuran, dan memperhatikan lama waktu
memasak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013.
Mengenal Jenis Pigmen Alami dan Manfaatnya. http://himalogista.ub.ac.id/mengenal-jenis-pigmen-alami-dan-manfaatnya/
(Diakses pertanggal 1 Desember 2017).
Dwidjoseputro, D.,
2006. Pigmen Klorofil. Erlangga.
Jakarta
Pratama, 2012.
Perubahan Pigmen. https://pratama45.wordpress.com/2012/10/15/perubahan-pigmen/
(Diakses pertanggal 1 Desember 2017)
Putri, A. W., 2017.
Benarkah Klorofil Bermanfaat? https://tirto.id/benarkah-klorofil-bermanfaat-chuW
(Diakses pertanggal 3 Desember 2017)
Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi.
Pusbag-tepa Food Technology Development
Center. Institut Pertanian Bogor.
0 komentar